“Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstoren, aber
ich lasse ein wenig drehte-on, so knnen sie herausfinden, warum ich sie getotet”
“I could kill all the Jews in the world , but I kept some
alive , so you can see why I was killing them." - Adolf Hitler
“Tidak akan kubantai habis seluruh yahudi
Agar di masa yang akan datang kalian mengerti
alasan mengapa aku membantai mereka”
(Mein Kampf)
Kalimat diatas merupakan salah satu kutipan yang
kontroversial sampai saat ini, hal tersebut berkaitan dengan peristiwa Holocaust
yang terjadi di perang dunia ke II dimana ras yahudi ditangkap dan ditempatkan
kedalam kamp-kamp konsentrasi untuk selanjutnya “dilenyapkan” dari muka bumi
selamanya!!
Adolf Hitler
Dimulai dari sejarah Adolf Hitler sendiri, seringkali,
tabiat, perilaku dan pendirian seseorang adalah hasil dari pengalaman masa
lalunya. Semasa kecil Hitler adalah seorang anak yang tertolak, ayahnya sangat
membencinya dan menganggap perilakunya yang “antisosial” itu adalah sebuah
kutukan kerena Alois Hitler (Ayah Hitler) mengawini keponakannya sendiri. Adi
(nama kecil Adolf Hitler) dilahirkan pada tanggal 20 April 1889 di sebuah kota
kecil di Austria dekat perbatasan Jerman. Ayahnya adalah seorang yang keras
dalam mendidik anak sedang ibunya baik kepadanya.
Ibunya adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar
disayangi oleh Adolf. Ibunya sangat percaya bahwa anaknya adalah seorang
jenius, dan selalu menganggap anaknya normal, walaupun sejak kecil sudah
menunjukkan gejala destruktif dan antisosial. Umur 18 tahun, Adolf sudah
menjadi seorang yatim piatu setelah ibunya meninggal dunia sedangkan ayahnya
sudah meninggal terlebih dulu sebelumnya. Masa kecil yang diliputi dengan
kebencian dan abusement dari ayahnya ini memberikan andil besar dalam mental
dan kejiwaan Hitler dewasa.
Hitler awalnya bercita-cita menjadi seorang seniman (bukan
menjadi tentara/ politikus). Sebagai pecinta seni, maka dia mencoba mendaftar
ke sebuah fakultas seni di Wina, Austria, tetapi ditolak. Penolakan ini
memiliki dampak besar bagi dirinya.
Frustasi, yatim-piatu, tidak ada uang, sehingga dia selama kira-kira setahun
menjadi gelandangan, hidup dari belas kasihan orang lain di jalanan. Selama
itu, dia juga mulai benci terhadap orang Yahudi, kaum imigran yang hidup lebih
mewah, dan ini dikuatkan dengan pendengaran dari ceramah yang sifatnya
“Antisemit” oleh Walikota Vienna Karl Lueger.
Teori Lueger yang menyalahkan kekacauan ekonomi dan politik kepada kaum Yahudi,
mengispirasinya menjadi pembenci kaum Yahudi sepanjang hidupnya. Ini pula yang
membangun ideologinya dan menganggap bangsa Arya adalah ras tertinggi. Banyak
orang berkata, seandainya saja dia diterima di sekolah seni tersebut, mungkin
Hitler hanya akan menjadi seniman seperti Picasso misalnya, mungkin sejarah
juga akan lain ceritanya. Disinilah salah satu letak pentingnya Hitler, dia
mengubah sejarah (meskipun ke jalan yang dianggap salah). Garis hidupnya
bagaikan takdir yang tidak bisa diubah.
Di tahun 1914, Jerman ikut serta dalam Perang Dunia 1 dan Hitler masuk militer.
Sewaktu perang di garis depan, dia terluka, dipulangkan dan mendapatkan medali
untuk keberaniannya. Selama perang, Hitler berangsur-angsur menjadi seorang
patriot untuk Jerman meskipun dia sendiri bukan warga negara Jerman (dia lahir
di Austria). Maka dari itu, sewaktu Jerman kalah perang, dia tidak bisa
menerima kenyataan, karena bagi Hitler, Jerman adalah yang terkuat. Dia lalu
menyalahkan para "pengkhianat" sipil, terutama orang Yahudi sebagai
penyebab Jerman kalah perang.
Jerman setelah kalah perang porak poranda. Keadaannya sangat mengenaskan dengan
kota-kota yang hancur, harga barang tinggi ditambah lagi dengan datangnya
gerakan-gerakan revolusi komunis. Hitler sendiri tetap berdiam di militer.
Hitler membenci orang-orang dari berbagai ideologi, termasuk komunis (Karl Marx
adalah seorang Yahudi), sosialis kapitalis dan liberal. Sebenarnya karir
militer Hitler hanya sampai Kopral, bisa dibayangkan betapa hebatnya orang ini,
dia menjadi Army Commander yang ditakuti seluruh dunia pada Perang Dunia 2. Tahun
1919 Hitler lalu bergabung dengan sebuah partai kecil bernama Partai Pekerja
Jerman dan meninggalkan karir militernya. Saat berhasil menjadi pemimpinnya dan
akhirnya mengubah namanya menjadi partai NAZI. Tahun 1920, Hitler menterbitkan
simbol Swastika dan Tahun 1921 Partai ini semakin solid dengan didukung oleh
kelompok milisia SA.
Disini ada pendapat tentang mengapa Jerman teramat benci
dengan yahudi
Menurut teori konspirasi kaum Yahudi menjual Jerman kepada musuh-musuh Jerman
waktu PD I agar mendapatkan Palestina yg di kuasai oleh Turki yg satu blok
dengan Jerman
Orang-orang Yahudi pada waktu itu berpikir kekalahan Jerman lebih menguntungkan
daripada kekalahan Inggris karena dengan orang-orang Yahudi menjalin kerjasama
dengan Inggris agar Palestina diberikan kepada mereka jika Inggris dan
sekutunya menang perang.
Padahal Jerman ini tanah pelarian orang-orang yahudi setelah mereka di
kejar-kejar oleh Tsar dari Rusia tapi karena menurut mereka tanah Palestina
bisa diambil dengan kekalahan Jerman yang beraliansi dengan Turki (waktu itu
Palestina dibawah kekuasaan Turki), mereka menawarkan bantuan kepada Inggris
dan Perancis untuk membawa Amerika Serikat (yang di dalami banyak pelobi Yahudi
yang berperan dalam kebijakan negera) ke kancah perang.
Hitler setelah PD I pada waktu itu merasa bahwa bangsa Yahudi adalah
penghianat yg harus dilenyapkan dan diusir dari Eropa. Hitler juga merasa
superioritas bangsa Jerman dapat diperoleh dengan memurnikan darah bangsa Arya
tanpa ada percampuran dengan bangsa lain yang dianggapnya lebih rendah (padahal
dia sendiri berdarah Yahudi)
ingat juga bahwa bangsa Yahudi juga selalu merasa bahwa mereka adalah bangsa
terpilih untuk memimpin ras bukan Yahudi sehingga menurut Hitler mereka juga
adalah 'saingan' bangsa Arya untuk memimpin umat manusia.
Yahudi
Yahudi saat ini (yang disisakan oleh Hitler itu), tumbuh
menjadi kaum yang kuat dan banyak. Mereka tersebar hampir di seluruh negara di
dunia ini. Mereka pintar dan sangat berpengaruh. Mereka berada di posisi-posisi
penting pemegang kebijakan dunia.
Merekalah penggagas dan pemegang IMF, PBB, dan Bank Dunia.
Mereka juga memiliki ilmuwan-ilmuwan jenius peraih Nobel (80% peraih Nobel
dunia adalah Yahudi). Juga ekonom dan ahli kenegaraan yang menjadi rebutan para
petinggi dunia.
Selain itu, mereka juga menguasai industri hiburan dan media
massa. Mereka memiliki kantor berita, Produktion House, jurnalis,
produser, sutradara, aktris dan aktor, serta penyanyi-penyanyi papan atas, yang
tidak hanya langganan mendapat penghargaan, tapi juga gencar menyebarluaskan
ideologi mereka pada masyarakat umum.
Tak ketinggalan, mereka juga menguasai industri perdagangan
dunia. Berbagai perusahan besar mereka menyediakan aneka kebutuhan masyarakat
dunia, mulai dari popok bayi, makanan, minuman, hingga perangkat elektronik.
Dan sebagian besar keuntungan yang mereka dapatkan, mereka sumbangkan dengan
sukarela untuk mendukung misi-misi ke-yahudian mereka.
Pendek kata, para Yahudi yang telah berhasil keluar dari
keterpurukan mereka akibat penindasan itu, kini menjadi suatu kaum yang sangat
kuat dan disegani dunia. Dan apa yang mereka lakukan dengan segala capaian yang
telah mereka raih?
Alih-alih memberikan bantuan bagi suatu kaum atau bangsa
yang tertindas, mereka malah menggunakan segala kejayaan yang mereka punya
untuk menindas bangsa manapun yang mampu mereka tindas. Bahkan bangsa yang sama
sekali tak bertanggung jawab atas penindasan terhadap mereka, seperti
penindasan yang mereka lakukan di Palestina.
Dengan semua kenyataan tentang Yahudi saat ini, kepahaman
kita yang seperti apakah yang diingini oleh seorang Hitler, agar kita memaklumi
pembantaian yang dilakukannya puluhan tahun yang lalu?
Mungkin ada beberapa maksud atau tujuan sebenarnya dari “pembersihan”
yahudi oleh rezim Hitler saat itu
- Hitler ingin menunjukkan pada kita, bahwa para Yahudi itu
memang pembuat masalah yang sangat membahayakan dunia. Karena itu mereka pantas
dibantai.
Kalau alasan ini yang Hitler ingin kita mengerti, maka dia
telah berhasil. Karena masyarakat dunia sesungguhnya telah tahu dan muak dengan
segala makar dan kejahatan yang bangsa Yahudi lakukan. Meskipun, hanya sedikit
orang yang benar-benar protes dan melakukan perlawanan terhadap dominasi Yahudi
di dunia ini.
Intifadhoh di Palestina, pemboikotan produk-produk yahudi,
perang terhadap liberalisme, hedonisme, prularisme, sekulerisme, serta
isme-isme yang lainnya, adalah beberapa contoh perlawanan yang masyarakat
lakukan untuk membantai makar mereka.
- Hitler ingin menunjukkan pada kita, bahwa pembantaian yang
dilakukannya dapat melecut semangat para Yahudi saat itu di berbagai penjuru
dunia, sehingga mereka (para Yahudi) bangkit dari kemalasan mereka dan mulai
giat bekerja untuk menguasai dunia.
Jika alasan ini yang dipakai Hitler untuk membantai para
yahudi Jerman saat itu, maka sesungguhnya ia juga telah berhasil.
Dalam Protocols of Zion disebutkan, bahwa tujuan
pembantaian Yahudi dalam peristiwa Holocaust adalah untuk melenyapkan para
Yahudi yang lemah dan pemalas, serta “membangunkan” para Yahudi yang lain agar
kembali serius bekerja dalam mewujudkan The New World Order-Tatanan Dunia
Baru.
Mereka yang mati terbantai adalah Yahudi yang tidak terlalu
“bermanfaat”. Satu-satunya kemanfaatan yang bisa mereka berikan adalah dengan
mati terbantai, sebagai pelecut bagi saudara-saudara satu ras mereka, agar mau
bangkit mengemban misi sebagai “Bangsa Terpilih”.
Entah apa alasan Hitler yang sebenarnya saat dia membantai
para Yahudi Jerman kala itu. Entah apa pula alasan Hitler, saat dia menyisakan
Yahudi yang lain untuk tetap hidup waktu itu. Tapi jika mengingat bahwa Hitler
sendiri sebenarnya adalah seorang kader Yahudi militan, maka alasan ke-2 lebih
mungkin diembannya.
Dari artikel di eramuslim.com yang berjudul
“Yahudi di Sekitar Hitler” sangat kentara bahwa sesungguhnya Hitler adalah
seorang keturunan yahudi yang “terdidik dengan baik” dengan didikan ala Yahudi.
Bahkan saat berkuasa sebagai pemimpin Nazi pun, Hitler selalu didampingi dengan
mesra oleh saudara-saudara satu ras-nya.
Termasuk saat mengambil kebijakan Holocaust. Kebijakannya
yang satu ini tak lepas dari pertimbangan jenderal-jenderal dan ahli kenegaraan
yang mayoritas adalah Yahudi. Jika Holocaust bukanlah sebuah konspirasi besar
dalam pemberdayaan kembali ras yahudi, maka seharusnya saat itu para jenderal,
panglima, penasehat, ayah, dan bahkan istri Hitler, saling berlomba untuk
menggagalkan kebijakan tersebut.
Peristiwa Holocaust pada kenyataannya kini selalu menjadi
senjata bagi para Yahudi untuk mengambil simpati masyarakat dunia. Pembantaian
atas ribuan kaum mereka (beberapa peneliti sejarah mengatakan bahwa jumlah ini
terlalu dilebih-lebihkan), menjadi alasan bagi mereka untuk membuat masyarakat
dunia iba akan nasib mereka.
Dengan Holocaust, bangsa yahudi membuat masyarakat dunia
bersepakat untuk memaklumi segala “kenakalan” yang mereka lakukan. Dengan
Holocaust, mereka mengkampanyekan permusuhan kepada orang-orang yang anti-semit
(anti-yahudi). Dan dengan Holocaust, mereka merajuk kepada dunia agar dibiarkan
dan diberi pertolongan untuk kembali ke rumah mereka di Palestina, meskipun itu
berarti mengusir dan membantai seluruh warga aslinya.
Hanya Hitler sendiri yang mengerti, apa alasannya membantai
para Yahudi di negaranya. Yang jelas, selamanya kita tidak akan pernah
membenarkan suatu pembantaian umat manusia -apapun ras, agama, kelas sosial,
maupun bangsanya- dengan alasan apapun yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT.
Saat ini Kaum zionis yahudi telah menjadi kaum yang besar dan bisa bertindak semena-mena terhadap saudara-saudara kita di Palestina terutama di jalur Gaza. lihat
Sejarah Konflik