animasi  bergerak gif

Senin, 19 November 2012

Latar Belakang Hitler Membantai Kaum Yahudi??


“Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstoren, aber ich lasse ein wenig drehte-on, so knnen sie herausfinden, warum ich sie getotet”

“I could kill all the Jews in the world , but I kept some alive , so you can see why I was killing them." - Adolf Hitler

“Tidak akan kubantai habis seluruh yahudi
Agar di masa yang akan datang kalian mengerti
alasan mengapa aku membantai mereka”
(Mein Kampf)
Kalimat diatas merupakan salah satu kutipan yang kontroversial sampai saat ini, hal tersebut berkaitan dengan peristiwa Holocaust  yang terjadi di perang dunia ke II dimana ras yahudi ditangkap dan ditempatkan kedalam kamp-kamp konsentrasi untuk selanjutnya “dilenyapkan” dari muka bumi selamanya!!
Adolf Hitler
Dimulai dari sejarah Adolf Hitler sendiri, seringkali, tabiat, perilaku dan pendirian seseorang adalah hasil dari pengalaman masa lalunya. Semasa kecil Hitler adalah seorang anak yang tertolak, ayahnya sangat membencinya dan menganggap perilakunya yang “antisosial” itu adalah sebuah kutukan kerena Alois Hitler (Ayah Hitler) mengawini keponakannya sendiri. Adi (nama kecil Adolf Hitler) dilahirkan pada tanggal 20 April 1889 di sebuah kota kecil di Austria dekat perbatasan Jerman. Ayahnya adalah seorang yang keras dalam mendidik anak sedang ibunya baik kepadanya.

Ibunya adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar disayangi oleh Adolf. Ibunya sangat percaya bahwa anaknya adalah seorang jenius, dan selalu menganggap anaknya normal, walaupun sejak kecil sudah menunjukkan gejala destruktif dan antisosial. Umur 18 tahun, Adolf sudah menjadi seorang yatim piatu setelah ibunya meninggal dunia sedangkan ayahnya sudah meninggal terlebih dulu sebelumnya. Masa kecil yang diliputi dengan kebencian dan abusement dari ayahnya ini memberikan andil besar dalam mental dan kejiwaan Hitler dewasa.

Hitler awalnya bercita-cita menjadi seorang seniman (bukan menjadi tentara/ politikus). Sebagai pecinta seni, maka dia mencoba mendaftar ke sebuah fakultas seni di Wina, Austria, tetapi ditolak. Penolakan ini memiliki dampak besar bagi dirinya.

Frustasi, yatim-piatu, tidak ada uang, sehingga dia selama kira-kira setahun menjadi gelandangan, hidup dari belas kasihan orang lain di jalanan. Selama itu, dia juga mulai benci terhadap orang Yahudi, kaum imigran yang hidup lebih mewah, dan ini dikuatkan dengan pendengaran dari ceramah yang sifatnya “Antisemit” oleh Walikota Vienna Karl Lueger.

Teori Lueger yang menyalahkan kekacauan ekonomi dan politik kepada kaum Yahudi, mengispirasinya menjadi pembenci kaum Yahudi sepanjang hidupnya. Ini pula yang membangun ideologinya dan menganggap bangsa Arya adalah ras tertinggi. Banyak orang berkata, seandainya saja dia diterima di sekolah seni tersebut, mungkin Hitler hanya akan menjadi seniman seperti Picasso misalnya, mungkin sejarah juga akan lain ceritanya. Disinilah salah satu letak pentingnya Hitler, dia mengubah sejarah (meskipun ke jalan yang dianggap salah). Garis hidupnya bagaikan takdir yang tidak bisa diubah.

Di tahun 1914, Jerman ikut serta dalam Perang Dunia 1 dan Hitler masuk militer. Sewaktu perang di garis depan, dia terluka, dipulangkan dan mendapatkan medali untuk keberaniannya. Selama perang, Hitler berangsur-angsur menjadi seorang patriot untuk Jerman meskipun dia sendiri bukan warga negara Jerman (dia lahir di Austria). Maka dari itu, sewaktu Jerman kalah perang, dia tidak bisa menerima kenyataan, karena bagi Hitler, Jerman adalah yang terkuat. Dia lalu menyalahkan para "pengkhianat" sipil, terutama orang Yahudi sebagai penyebab Jerman kalah perang.

Jerman setelah kalah perang porak poranda. Keadaannya sangat mengenaskan dengan kota-kota yang hancur, harga barang tinggi ditambah lagi dengan datangnya gerakan-gerakan revolusi komunis. Hitler sendiri tetap berdiam di militer. Hitler membenci orang-orang dari berbagai ideologi, termasuk komunis (Karl Marx adalah seorang Yahudi), sosialis kapitalis dan liberal. Sebenarnya karir militer Hitler hanya sampai Kopral, bisa dibayangkan betapa hebatnya orang ini, dia menjadi Army Commander yang ditakuti seluruh dunia pada Perang Dunia 2. Tahun 1919 Hitler lalu bergabung dengan sebuah partai kecil bernama Partai Pekerja Jerman dan meninggalkan karir militernya. Saat berhasil menjadi pemimpinnya dan akhirnya mengubah namanya menjadi partai NAZI. Tahun 1920, Hitler menterbitkan simbol Swastika dan Tahun 1921 Partai ini semakin solid dengan didukung oleh kelompok milisia SA.

Disini ada pendapat tentang mengapa Jerman teramat benci dengan yahudi
Menurut teori konspirasi kaum Yahudi menjual Jerman kepada musuh-musuh Jerman waktu PD I agar mendapatkan Palestina yg di kuasai oleh Turki yg satu blok dengan Jerman

Orang-orang Yahudi pada waktu itu berpikir kekalahan Jerman lebih menguntungkan daripada kekalahan Inggris karena dengan orang-orang Yahudi menjalin kerjasama dengan Inggris agar Palestina diberikan kepada mereka jika Inggris dan sekutunya menang perang.

 Padahal Jerman ini tanah pelarian orang-orang yahudi setelah mereka di kejar-kejar oleh Tsar dari Rusia tapi karena menurut mereka tanah Palestina bisa diambil dengan kekalahan Jerman yang beraliansi dengan Turki (waktu itu Palestina dibawah kekuasaan Turki), mereka menawarkan bantuan kepada Inggris dan Perancis untuk membawa Amerika Serikat (yang di dalami banyak pelobi Yahudi yang berperan dalam kebijakan negera) ke kancah perang.

 Hitler setelah PD I pada waktu itu merasa bahwa bangsa Yahudi adalah penghianat yg harus dilenyapkan dan diusir dari Eropa. Hitler juga merasa superioritas bangsa Jerman dapat diperoleh dengan memurnikan darah bangsa Arya tanpa ada percampuran dengan bangsa lain yang dianggapnya lebih rendah (padahal dia sendiri berdarah Yahudi)

ingat juga bahwa bangsa Yahudi juga selalu merasa bahwa mereka adalah bangsa terpilih untuk memimpin ras bukan Yahudi sehingga menurut Hitler mereka juga adalah 'saingan' bangsa Arya untuk memimpin umat manusia.


Yahudi
Yahudi saat ini (yang disisakan oleh Hitler itu), tumbuh menjadi kaum yang kuat dan banyak. Mereka tersebar hampir di seluruh negara di dunia ini. Mereka pintar dan sangat berpengaruh. Mereka berada di posisi-posisi penting pemegang kebijakan dunia.
Merekalah penggagas dan pemegang IMF, PBB, dan Bank Dunia. Mereka juga memiliki ilmuwan-ilmuwan jenius peraih Nobel (80% peraih Nobel dunia adalah Yahudi). Juga ekonom dan ahli kenegaraan yang menjadi rebutan para petinggi dunia.
Selain itu, mereka juga menguasai industri hiburan dan media massa. Mereka memiliki kantor berita, Produktion House, jurnalis, produser, sutradara, aktris dan aktor, serta penyanyi-penyanyi papan atas, yang tidak hanya langganan mendapat penghargaan, tapi juga gencar menyebarluaskan ideologi mereka pada masyarakat umum.
Tak ketinggalan, mereka juga menguasai industri perdagangan dunia. Berbagai perusahan besar mereka menyediakan aneka kebutuhan masyarakat dunia, mulai dari popok bayi, makanan, minuman, hingga perangkat elektronik. Dan sebagian besar keuntungan yang mereka dapatkan, mereka sumbangkan dengan sukarela untuk mendukung misi-misi ke-yahudian mereka.
Pendek kata, para Yahudi yang telah berhasil keluar dari keterpurukan mereka akibat penindasan itu, kini menjadi suatu kaum yang sangat kuat dan disegani dunia. Dan apa yang mereka lakukan dengan segala capaian yang telah mereka raih?
Alih-alih memberikan bantuan bagi suatu kaum atau bangsa yang tertindas, mereka malah menggunakan segala kejayaan yang mereka punya untuk menindas bangsa manapun yang mampu mereka tindas. Bahkan bangsa yang sama sekali tak bertanggung jawab atas penindasan terhadap mereka, seperti penindasan yang mereka lakukan di Palestina.
Dengan semua kenyataan tentang Yahudi saat ini, kepahaman kita yang seperti apakah yang diingini oleh seorang Hitler, agar kita memaklumi pembantaian yang dilakukannya puluhan tahun yang lalu?
Mungkin ada  beberapa maksud atau tujuan sebenarnya dari “pembersihan” yahudi oleh rezim Hitler saat itu
  • Hitler ingin menunjukkan pada kita, bahwa para Yahudi itu memang pembuat masalah yang sangat membahayakan dunia. Karena itu mereka pantas dibantai.

Kalau alasan ini yang Hitler ingin kita mengerti, maka dia telah berhasil. Karena masyarakat dunia sesungguhnya telah tahu dan muak dengan segala makar dan kejahatan yang bangsa Yahudi lakukan. Meskipun, hanya sedikit orang yang benar-benar protes dan melakukan perlawanan terhadap dominasi Yahudi di dunia ini.
Intifadhoh di Palestina, pemboikotan produk-produk yahudi, perang terhadap liberalisme, hedonisme, prularisme, sekulerisme, serta isme-isme yang lainnya, adalah beberapa contoh perlawanan yang masyarakat lakukan untuk membantai makar mereka.
  • Hitler ingin menunjukkan pada kita, bahwa pembantaian yang dilakukannya dapat melecut semangat para Yahudi saat itu di berbagai penjuru dunia, sehingga mereka (para Yahudi) bangkit dari kemalasan mereka dan mulai giat bekerja untuk menguasai dunia.

Jika alasan ini yang dipakai Hitler untuk membantai para yahudi Jerman saat itu, maka sesungguhnya ia juga telah berhasil.
Dalam Protocols of Zion disebutkan, bahwa tujuan pembantaian Yahudi dalam peristiwa Holocaust adalah untuk melenyapkan para Yahudi yang lemah dan pemalas, serta “membangunkan” para Yahudi yang lain agar kembali serius bekerja dalam mewujudkan The New World Order-Tatanan Dunia Baru.
Mereka yang mati terbantai adalah Yahudi yang tidak terlalu “bermanfaat”. Satu-satunya kemanfaatan yang bisa mereka berikan adalah dengan mati terbantai, sebagai pelecut bagi saudara-saudara satu ras mereka, agar mau bangkit mengemban misi sebagai “Bangsa Terpilih”.
Entah apa alasan Hitler yang sebenarnya saat dia membantai para Yahudi Jerman kala itu. Entah apa pula alasan Hitler, saat dia menyisakan Yahudi yang lain untuk tetap hidup waktu itu. Tapi jika mengingat bahwa Hitler sendiri sebenarnya adalah seorang kader Yahudi militan, maka alasan ke-2 lebih mungkin diembannya.
Dari artikel di eramuslim.com yang berjudul “Yahudi di Sekitar Hitler” sangat kentara bahwa sesungguhnya Hitler adalah seorang keturunan yahudi yang “terdidik dengan baik” dengan didikan ala Yahudi. Bahkan saat berkuasa sebagai pemimpin Nazi pun, Hitler selalu didampingi dengan mesra oleh saudara-saudara satu ras-nya.
Termasuk saat mengambil kebijakan Holocaust. Kebijakannya yang satu ini tak lepas dari pertimbangan jenderal-jenderal dan ahli kenegaraan yang mayoritas adalah Yahudi. Jika Holocaust bukanlah sebuah konspirasi besar dalam pemberdayaan kembali ras yahudi, maka seharusnya saat itu para jenderal, panglima, penasehat, ayah, dan bahkan istri Hitler, saling berlomba untuk menggagalkan kebijakan tersebut.
Peristiwa Holocaust pada kenyataannya kini selalu menjadi senjata bagi para Yahudi untuk mengambil simpati masyarakat dunia. Pembantaian atas ribuan kaum mereka (beberapa peneliti sejarah mengatakan bahwa jumlah ini terlalu dilebih-lebihkan), menjadi alasan bagi mereka untuk membuat masyarakat dunia iba akan nasib mereka.
Dengan Holocaust, bangsa yahudi membuat masyarakat dunia bersepakat untuk memaklumi segala “kenakalan” yang mereka lakukan. Dengan Holocaust, mereka mengkampanyekan permusuhan kepada orang-orang yang anti-semit (anti-yahudi). Dan dengan Holocaust, mereka merajuk kepada dunia agar dibiarkan dan diberi pertolongan untuk kembali ke rumah mereka di Palestina, meskipun itu berarti mengusir dan membantai seluruh warga aslinya.

Hanya Hitler sendiri yang mengerti, apa alasannya membantai para Yahudi di negaranya. Yang jelas, selamanya kita tidak akan pernah membenarkan suatu pembantaian umat manusia -apapun ras, agama, kelas sosial, maupun bangsanya- dengan alasan apapun yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT.

Saat ini Kaum zionis yahudi telah menjadi kaum yang besar dan bisa bertindak semena-mena terhadap saudara-saudara kita di Palestina terutama di jalur Gaza. lihat Sejarah Konflik



-->

Tidak ada komentar: