animasi  bergerak gif

Minggu, 07 November 2010

Banjir Wasior,Papua 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Wasior_2010

Banjir Wasior 2010 adalah bencana banjir bandang yang terjadi pada 4 Oktober 2010 di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat.[1]

Sebab

Banjir bandang terjadi, karena kerusakan hutan di Wasior, sehingga hujan tiada henti yang terjadi sejak Sabtu, 2 Oktober 2010 hingga Minggu, 3 Oktober 2010 menyebabkan Sungai Batang Salai yang berhulu di Pegunungan Wondiwoy meluap.[1][2]

 Dampak

Banjir yang terjadi menyebabkan banyak infrastruktur di Wasior hancur termasuk lapangan udara di Wasior, sementara kerusakan juga menimpa rumah warga, rumah sakit, dan jembatan.[3] Kerusakan yang terjadi disebabkan banjir yang terjadi membawa serta batu-batuan besar, batang-batang pohon, lumpur.[4] Bencana banjir bandang yang terjadi juga mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat lumpuh.[5]
Banjir bandang juga menyebabkan 110 orang tewas dan 450 orang masih dinyatakan hilang.[4][6] Sementara sebagian korban luka-luka dibawa ke Manokwari dan Nabire.[4][7] Sementara sebagian korban luka lainnya dan warga yang selamat ditampung di tempat-tempat pengungsian.[8] Akibat banjir yang terjadi yang merusak rumah warga dan infrastruktur banyak warga yang selamat memutuskan mengungsi ke Manokwari dengan menggunakan kapal laut.[6]

Tanggapan

Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengupayakan dan memberikan bantuan kepada korban banjir bandang dengan memberikan bantuan sandang dan pangan serta bantuan obat-obatan.[5]

http://adibowo.com/banjir-bandang-wasior-teluk-wondama-papua-barat-foto-video/

Korban Banjir Wasior 159 Tewas, 145 Belum Ditemukan

TEMPO Interaktif, Wasior - Jumlah korban tewas akibat banjir Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, hingga Selasa (19/10) mencapai 159 orang, dan 145 lainnya dinyatakan hilang. Pencarian korban meninggal sore tadi dilakukan di dalam Kota Wasior dan sekitarnya.

“Seorang korban meninggal di RSUD Nabire setelah dibawa kemarin. Jumlah saat ini dimungkinkan akan terus bertambah,” kata Letkol Kav. Edward Sitorus, Koordinator Penanggulangan Bencana Banjir Wasior, Selasa (19/10).
Korban banjir, kata Edward, rata-rata ditemukan dalam kondisi tertimbun lumpur dan reruntuhan. Pencarian dari pagi hingga sore tadi dilakukan sambil membersihkan jalan yang penuh lumpur dan bebatuan. “Kita juga mengangkat sisa-sisa kayu, jadi sambil mencari korban juga membersihkan dalam kota,” ujarnya.

Sementara itu jumlah pengungsi Wasior sampai hari ini masih sebanyak 1.237 orang di Kodim Manokwari dan 1.246 lainnya di Balai Latihan Kerja Manokwari. Jumlah pengungsi di Nabire sebanyak 355 jiwa.

“Mereka yang tidak mengungsi hanya warga asli Wasior saja, sementara sebagian besar pendatang mengungsi dengan menumpang kapal laut,” kata Edward.

Di Wamena, Papua, belasan jurnalis menggalang dana untuk membantu korban banjir Wasior. Penggalangan dana dilakukan di pusat kota dengan membawa dus sumbangan. Aksi galang dana jurnalis di Wamena, sama seperti yang dilakukan puluhan pekerja pers di Merauke, pekan lalu. Banjir melanda Wasior dua pekan lalu.
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2010/10/19/brk,20101019-285865,id.html
BNPB Kirim Bantuan Logistik untuk Korban Banjir Bandang di Papua Barat
  http://www.bnpb.go.id/irw/beritapascabencana.asp?id=4 
Sumber : BNPB
Tanggal : 06/10/2010
 
Banjir bandang terjadi pada hari Senin pagi (4/10) akibat hujan lebat terus menerus selama 6 jam di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat. Banjir tersebut melanda 8 kampung, yaitu Kampung Wasior I dan II, Kampung Rado, Kampung Moru, Kampung Maniwak, Kampung Manggurai, Kampung Wondamawi dan Kampung Wondiboy. Ibu kota distrik Wasior hancur total, dan hingga saat ini aktivitas masyarakat lumpuh total.
Pusdalops BNPB melaporkan korban meninggal tercatat sebanyak 56 orang, korban luka 60 orang (52 orang diantaranya telah dievakuasi ke Nabire, 7 orang dievakuasi ke Manokwari dan 1 orang lainnya dievakuasi keluar daerah Papua). Sementara itu 7 orang dilaporkan hilang.
 
Selain korban jiwa, bencana tersebut juga menimbulkan kerugian material. Data kerusakan yang telah dihimpun tercatat 31 rumah hanyut, 2 sekolah rusak berat, 1 rumah sakit rusak berat, 1 masjid rusak berat, 1 hotel rusak berat dan 4 jembatan tertimbun lumpur. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan korban dan kerusakan.
 
BNPB telah menyerahkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp. 200 juta kepada Gubernur Papua Barat, dan tadi pagi, Rabu (6/10) pukul 6.03 telah diberangkatkan bantuan logistik seberat 10,5 ton, dengan rincian berupa tenda pleton 3 unit, tenda keluarga 80 unit, tenda gulung 200 lembar, velbed 60 unit, sandang 500 paket, kidsware 150 paket, family kits 150 paket, selimut 100 lembar, tikar 100 lembar dan makanan siap saji 2.250 paket. Nilai bantuan logistik diperkirakan sebesar Rp. 900 juta. Selain bantuan logistik, juga dikirimkan bantuan obat-obatan seberat 2,5 ton dan tim medis 7 orang dari Kementerian Kesehatan. Bantuan tersebut diangkut menggunakan pesawat boeing 737.  
 
BPBD provinsi bersama unsur PU, TNI dan Polri telah menuju lokasi bencana menggunakan kapal TNI AL KRI Kalakay serta membawa peralatan evakuasi dan pembersihan lumpur.
 
 
Kebutusan mendesak berupa tenda, obat-obatan, sembako, dapur umum, selimut dan pakaian.

Tidak ada komentar: