animasi  bergerak gif

Minggu, 14 November 2010

Letusan Gunung Merapi 2010

source link

Letusan Merapi 2010 adalah rangkaian peristiwa gunung berapi yang terjadi di Merapi di Indonesia. Aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010, dan menyebabkan letusan gunung berapi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010, mengakibatkan sedikitnya 28 orang tewas, termasuk Mbah Maridjan.[1].
Kronologi:[2]
  • 20 September, Status Gunung Merapi dinaikkan dari Normal menjadi Waspada oleh BPPTK Yogyakarta.
  • 21 Oktober, Status berubah menjadi Siaga pada pukul 18.00 WIB.
  • 25 Oktober, BPPTK Yogyakarta meningkatkan status Gunung Merapi menjadi Awas pada pukul 06.00 WIB.
  • 26 Oktober, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Menurut laporan BPPTKA, letusan terjadi sekitar pukul 17.02 WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km.[3]
  • 27 Oktober, Gunung Merapi pun meletus. Dari sekian lama penelitian gunung teraktif di dunia ini pun meletus.
  • 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan Lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.
Berikut adalah kronologi letusan Gunung Merapi[4]:
  1. Pukul 17.02 mulai terjadi awan panas selama 9 menit
  2. Pukul 17.18 terjadi awan panas selama 4 menit
  3. Pukul 17.23 terjadi awan panas selama 5 menit
  4. Pukul 17.30 terjadi awan panas selama 2 menit
  5. Pukul 17.37 terjadi awan panas selama 2 menit
  6. Pukul 17.42 terjadi awan panas besar selama 33 menit
  7. Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah dan Selo
  8. Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman
  9. Pukul 18.16 terjadi awan panas selama 5 menit
  10. Pukul 18.21 terjadi awan panas besar selama 33 menit
  11. Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membumbung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi
  12. Pukul 18.54 aktivitas awan panas mulai mereda
  13. Luncuran awan panas mengarah ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara

Foto Merapi tanggal 26 April 2006 (NASA)
Gunung Merapi menyemburkan awan panas dan material vulkanik (APPhoto)
Foto & Gambar Gunung Merapi Meletushttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZsy-EGQRWOhoteZesghHqNM7e4C0zAtIo4hAH0P9MbgcHS85s7mynqv4c8D1SCgsqIIdO88R-B3RG6SEODKOlPj3TVSQ4KyRDkTPfc7PllwbkOGk7Z5t26SR7eh3PbAErrcn9CSywTLc/s1600/98596_letusan-gunung-merapi-tahun-2006_300_225.jpg

 Perkembangan Ancaman Bencana Merapi dan Penanganan Secondary Impact
Sumber : Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi (it-datin)
Tanggal : 10/11/2010
Yogyakarta, 10/11 (Media Center Kominfo) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Syamsul Maarif, MSI menyatakan bahwa BNPB telah mengantisipasi secondary impact dari bencana Gunung Merapi.
“Kami sudah mengambil langkah antisipasi kemungkinan banjir lahar yang datang dari hulu,’’ katanya. Hingga pagi ini, 10 November 2010, sejumlah langkah telah dilakukan, antara lain dengan melakukan pengerukan di Kali Code. “Pengerukan ini untuk memperlancar aliran sungai dan mengangkat pasir-pasir yang berasal dari muntahan Merapi,’’ dan meyiapkan recana kontingensi.
Sementara itu, batuan besar muntahan Gunung Merapi tampaknya sebagian berhasil tertahan di dam sabo yang terdapat di hulu Sungai Gendol, Sungai Kuning, Sungai Boyong, Sungai Krasak, dan Sungai Bebeng. Di sejumlah sungai di kawasan lereng Merapi ada sekitar 200 dam sabo yang berfungsi sebagai penahan luncuran material vulkanik dalam bentuk lahar dingin.
  Sebagai antisipasi dampak luapan lahar dingin tersebut, warga yang berada di tepi sungai diminta untuk tetap menjaga jarak minimal 500 meter dari pinggiran sungai.
Guna memastikan pelaksanaan pengerukan, Kepala BNPB Syamsul Maarif  terjun langsung sejak pagi hari meninjau pekerjaan pengerukan di Kali Code. Setelah itu, ia meninjau sejumlah titik-titik pengungsian sementara (TPS) maupun tempat pengungsian akhir (TPA) di wilayah Kabupaten Bantul.
Hingga hari ini telah dilaporkan jumlah korban meninggal tercatat 151 korban jiwa (135 di Jawa Tengah dan 16 di Yogyakarta), luka-luka yang dirawat inap sebanyak 382 orang, jumlah pengungsi 320.090 (59.232 berasal dari Yogyakarta dan 260.858 dari Jawa Tengah).
 Sementara itu telah diterima bantuan kemanusiaan ESDM yang mengkoordinir perusahaan energi dan pertambangan di Indonesia. Bantuan berupa dana tunai sebesar $100.000 yang akan ditransfer ke rekening khusus BNPB dan bantuan lainnya berupa layanan distribusi air bersih dan MCK yang akan dipasang segera. 

Tidak ada komentar: